EKONOMI MAKRO
“Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)”
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyusun makalah ini dengan baik
dan tepat pada waktunya. Makalah yang penulis buat berjudul “Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)”.
Dalam
penyusunan makalah ini, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak,
karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.
Kedua orang tua yang telah memberikan bantuan
materil maupun do’anya, sehingga pembuatan karya ilmiah ini dapat
terselesaikan.
2.
Bapak Ayus Ahmad Yusuf, SE, M.Si.
yang telah memberikan dukungan dan motivasi yang begitu besar. Dari sanalah
semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit
kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.
Tiada
gading yang tak retak, melalui kata pengantar ini penulis terlebih dahulu
meminta maaf dan memohon permakluman bilamana isi makalah ini ada kekurangan
dan ada tulisan yang penulis buat kurang tepat atau menyinggung perasaan
pembaca. Kritik dan saran konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Dengan
ini penulis mempersembahkan makalah yang penulis buat dengan penuh rasa terima
kasih dan semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkahi makalah ini sehingga dapat
memberikan manfaat.
Kuningan, Februari 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................... i
Daftar
Isi................................................................................................................ ii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah.................................................................................. 1
1.2
Rumusan Masalah............................................................................................ 1
1.3
Tujuan Penulisan............................................................................................... 1
BAB II : PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Dan Ruang Lingkup
APBN.......................................................... 2
2.2
Fungsi Anggaran Pendapatan Belanja
Negara (APBN)................................. 2
2.3
Struktur Dan
Susunan APBN.......................................................................... 3
2.4
Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara Tahun 2011-2015........................ 4
2.5
Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara Tahun Anggaran 2016................. 6
BAB III : PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................................... 7
3.2 Saran................................................................................................................. 7
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................. 8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), adalah rencana keuangan tahunan
pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. APBN
berisi daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana penerimaan dan
pengeluaran negara selama satu tahun anggaran bisa dibaratkan sebagai anggaran
rumah tangga ataupun anggaran perusahaan yang memiliki dua sisi, yaitu sisi
penerimaan dan sisi pengeluaran.
Penyusunan
anggaran senantiasa dihadapkan pada ketidakpastian pada kedua sisi. Misalnya,
sisi penerimaan anggaran rumah tangga akan sangat tergantung pada ada atau
tidaknya perubahan gaji/upah bagi rumah tangga yang memilikinya
Demikian
pula sisi pengeluaran anggaran rumah tangga, banyak dipengaruhi perubahan harga
barang dan jasa yang dikonsumsi. Sisi penerimaan anggaran perusahaan banyak
ditentukan oleh hasil penerimaan dari penjualan produk, yang dipengaruhi oleh
daya beli masyarakat sebagai cerminan pertumbuhan ekonomi.
Jadi, anggaran pendapatan dan
belanja Negara dalam suatu pemerintahan merupakan salah satu struktural yang
berperan sebagai tulang punggung dalam menopang kehidupan Negara baik itu dalam
hal kemakmuran, kesejahteraan, bahkan berlangsungnya perkembangan suatu Negara
untuk mencapai sebuah kemajuan.
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang tersebut di atas, maka permasalahan yang akan di bahas dalam
makalah ini adalah:
1.
Bagaimana pengertian dan ruang
lingkup APBN ?
2.
Apa fungsi Anggaran Pendapatan
Belanja Negara (APBN) ?
3.
Bagaimana struktur dan susunan APBN
?
4.
Bagaimana Anggaran Pendapatan
Belanja Negara (APBN) dalam periode tahun 2011 sampai dengan 2015 ?
5.
Bagaimana Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara Tahun Anggaran 2016 ?
1.3
Tujuan
Penulisan
Berdasarkan
rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam pembentukan makalah ini adalah:
1.
Untuk mengetahui pengertian dan
ruang lingkup APBN.
2.
Untuk mengetahui fungsi Anggaran
Pendapatan Belanja Negara (APBN).
3.
Untuk mengetahui struktur dan
susunan APBN.
4.
Untuk mengetahui anggaran Pendapatan
Belanja Negara (APBN) dalam periode tahun 2011 sampai dengan 2015
5.
Untuk mengetahui Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Dan Ruang Lingkup APBN
Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara, atau disingkat APBN, adalah rencana keuangan
tahunan pemerintahan negara Indonesia yang
disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. APBN berisi daftar sistematis dan
terperinci yang memuat rencana penerimaan dan pengeluaran negara selama satu
tahun anggaran (1 Januari - 31 Desember). APBN, Perubahan APBN, dan
Pertanggungjawaban APBN setiap tahun ditetapkan dengan Undang-Undang.
Setiap tahun
pemerintah menyusun APBN. Landasan hukum serta tata cara penyusunan APBN
terdapat di dalam UUD 1945 Pasal 23 ayat 1, 2 dan 3. Pada pasal 23 ayat 1 UUD
1945 disebutkan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebagai
wujud dari pengelolaan keuangan Negara ditetapkan setiap tahun dengan
undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk
sebesar-besanya kemakmuran rakyat. Pada pasal 23 ayat 2 disebutkan bahwa Rancangan
undang-undang anggaran pendapatan dan belanja Negara diajukan oleh Presiden
untuk dibahas bersama DPR dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan
Daerah. Pada pasal 23 ayat 3 disebutkan apabila DPR tidak menyetujui
RAPBN yang diusulkan Presiden, pemerintah menjalankan APBN tahun lalu.
Setelah APBN
ditetapkan dengan Undang-Undang, pelaksanaan APBN dituangkan lebih lanjut
dengan Peraturan Presiden. Berdasarkan perkembangan, di
tengah-tengah berjalannya tahun anggaran, APBN dapat mengalami
revisi/perubahan. Untuk melakukan revisi APBN, Pemerintah harus mengajukan RUU
Perubahan APBN untuk mendapatkan persetujuan DPR. Dalam keadaan darurat
(misalnya terjadi bencana alam), Pemerintah dapat melakukan pengeluaran yang belum
tersedia anggarannya.
Selambatnya 6 bulan setelah tahun anggaran berakhir, Presiden menyampaikan RUU
tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBN kepada DPR berupa Laporan keuangan yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan.
Tujuan
penyusunan APBN adalah sebagai pedoman pengeluaran dan penerimaan
negara agar terjadi keseimbangan yang dinamis dalam rangka melaksanakan
kegiatan-kegiatan kenegaraan demi tercapainya peningkatan produksi, peningkatan
kesempatan kerja, pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi serta pada akhirnya
ditujukan untuk tercapainya masyarakat adil dan makmur material maupun
spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
2.2
Fungsi
Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN)
Fungsi dari
Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) diantaranya adalah sebagai berikut :
1.
Fungsi
alokasi, yaitu penerimaan yang berasal dari pajak dapat
dialokasikan untuk pengeluaran yang bersifat umum, seperti pembangunan
jembatan, jalan, dan taman umum
2.
Fungsi
distribusi, yaitu pendapatan yang masuk bukan hanya digunakan
untuk kepentingan umum,tetapi juga dapat dipindahkan untuk subsidi dan dana
pensiun
3.
Fungsi
stabilisasi, yaitu
Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) berfungsi sebagai pedoman agar pendapatan dan pengeluaran
keunagn negara teratur sesuai dengan di terapkan.Jika pemndapatan dipakai
sesuai dengan yang di terapkan, Anggaran
Pendapatan Belanja Negara (APBN)
berfungsi sebagai stabilisator.
2.3
Struktur Dan Susunan APBN
Struktur APBN terdiri dari
pendapatan negara dan hibah, belanja negara, keseimbangan primer,
surplus/defisit, dan pembiayaan.
1.
Pendapatan Negara dan Hibah.
Penerimaan
APBN diperoleh dari berbagai sumber. Secara umum yaitu penerimaan pajak yang
meliputi pajak penghasilan (PPh), pajak pertambahan nilai (PPN), Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), Cukai, dan
Pajak lainnya, serta Pajak Perdagangan (bea masuk dan pajak/pungutan ekspor)
merupakan sumber penerimaan utama dari APBN.
Selain itu,
penerimaan negara bukan pajak (PNBP) meliputi penerimaan dari sumber daya alam,
setoran laba BUMN, dan penerimaan bukan pajak lainnya, walaupun memberikan
kontribusi yang lebih kecil terhadap total penerimaananggaran,jumlahnya semakin
meningkat secara signifikan tiap tahunnya Berbeda dengansistem penganggaran
sebelum tahun anggaran 2000, pada system penganggaran saat ini sumber-sumber
pembiayaan (pinjaman) tidak lagi dianggap sebagai bagian dari penerimaan.
Dalam
pengadministrasian penerimaan negara, departemen/lembaga tidak boleh
menggunakan penerimaan yang diperolehnya secara langsung untuk membiayai
kebutuhannya. Beberapa pengeculian dapat diberikan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan terkait.
2. Belanja Negara.
Belanja
negara terdiri atas anggaran belanja pemerintah pusat, dana perimbangan, serta
dana otonomi khusus dan dana penyeimbang.nSebelum diundangkannya UU No.
17/2003, anggaran belanja pemerintah pusat dibedakan atas pengeluaran rutin dan
pengeluaran pembangunan. UU No. 17/2003 mengintrodusing uniffied budget sehingga
tidak lagi ada pembedaan antara pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan.
Dana perimbangan terdiri atas dana bagi hasil, dana alokasi umum (DAU), dan
dana alokasi khusus (DAK). Sementara itu, dana otonomi khusus dialokasikan
untuk provinsi Daerah Istimewa Aceh dan provinsi Papua.
3. Defisit dan Surplus.
Defisit atau
surplus merupakan selisih antara penerimaan dan pengeluaran. Pengeluaran yang
melebihi penerimaan disebut defisit; sebaliknya, penerimaan yang melebihi
pengeluaran disebut surplus. Sejak Tahun 2000, Indonesia menerapkan anggaran
defisit menggantikan anggaran berimbang dan dinamis yang telah digunakan selama
lebih dari tiga puluh tahun. Dalam tampilan APBN, dikenal dua istilah defisit
anggaran, yaitu: keseimbangan primer (primary balance) dan keseimbangan
umum (overall balance). Keseimbangan primer adalah total
penerimaan dikurangi belanja tidak termasuk pembayaran bunga. Keseimbangan umum
adalah total penerimaan dikurangi belanja
termasuk pembayaran bunga.
4. Pembiayaan.
Pembiayaan diperlukan untuk menutup defisit anggaran.
Beberapa sumber pembiayaan yang penting saat ini adalah: pembiayaan dalam
negeri (perbankan dan non perbankan) serta pembiayaan luar negeri (netto) yang
merupakan selisih antara penarikan utang luar negeri (bruto) dengan pembayaran
cicilan pokok utang luar negeri.
2.4 Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2011-2015
Uraian
|
2011
|
2012
|
2013
|
2014
|
2015
|
PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH
|
1210,6
|
1338,0
|
1438,9
|
1635,4
|
1793,6
|
I. Pendapatan Negara
|
1205,6
|
1332,2
|
1432,1
|
1633,1
|
1790,3
|
1.
Penerimaan Pajak
|
873,9
|
980,5
|
1077,3
|
1246,1
|
1380,0
|
a. Pajak
Dalam Negeri
|
819,8
|
930,5
|
1029,9
|
1189,8
|
1328,5
|
i. Pajak Penghasilan
|
431,1
|
465,1
|
506,4
|
569,9
|
644,4
|
1. Migas
|
73,1
|
83,5
|
88,7
|
83,9
|
88,7
|
2. Non
Migas
|
358,0
|
381,6
|
417,7
|
486,0
|
555,7
|
ii. PPN
|
277,8
|
337,6
|
384,7
|
475,6
|
525,0
|
iii. PBB
|
29,9
|
29,0
|
25,3
|
21,7
|
26,7
|
iv. BPHTB
|
-0,0
|
-
|
-
|
-
|
-
|
v. Cukai
|
77,0
|
95,0
|
108,5
|
117,5
|
126,7
|
vi. Pajak Lainnya
|
3,9
|
4,2
|
4,9
|
5,2
|
5,7
|
b. Pajak
Perdagangan Internasional
|
54,1
|
49,7
|
47,5
|
56,3
|
51,5
|
i. Bea Masuk
|
25,3
|
28,4
|
31,6
|
35,7
|
37,2
|
ii. Pajak Ekspor
|
28,9
|
21,2
|
15,8
|
20,6
|
14,3
|
2. Penerimaan Bukan Pajak
|
331,5
|
351,7
|
354,8
|
386,9
|
410,3
|
a.
Penerimaan SDA
|
213,8
|
225,8
|
226,4
|
241,1
|
254,3
|
i. Migas
|
193,5
|
205,8
|
203,6
|
211,7
|
224,3
|
1. Minyak
Bumi
|
141,3
|
144,7
|
135,3
|
154,8
|
170,3
|
2. Gas
Alam
|
52,2
|
61,1
|
68,3
|
56,9
|
53,9
|
ii. Non Migas
|
20,3
|
20,0
|
22,8
|
29,4
|
30,0
|
b. Bagian
laba BUMN
|
28,2
|
30,8
|
34,0
|
40,0
|
44,0
|
c. PNBP Lainnya*)
|
89,5
|
95,1
|
94,3
|
105,8
|
112,1
|
II. Hibah
|
5,3
|
5,8
|
6,8
|
2,3
|
3,3
|
BELANJA NEGARA
|
1295,0
|
1491,2
|
1650,4
|
1876,9
|
2039,5
|
Belanja Pemerintah Pusat
|
883,7
|
1010,6
|
1137,2
|
1280,4
|
1392,4
|
1. Belanja
Pegawai
|
175,7
|
197,9
|
221,7
|
258,8
|
293,1
|
2. Belanja
Barang
|
124,6
|
140,9
|
169,7
|
178,4
|
222,5
|
3. Belanja
Modal
|
117,9
|
145,1
|
180,9
|
185,8
|
174,7
|
4.
Pembayaran Bunga Utang
|
93,3
|
100,5
|
113,0
|
135,5
|
152,0
|
a. Utang
Dalam Negeri
|
66,8
|
70,2
|
98,1
|
120,6
|
137,9
|
b. Utang
Luar Negeri
|
26,4
|
30,3
|
14,6
|
14,9
|
14,0
|
5. Subsidi
|
295,4
|
346,4
|
355,0
|
403,0
|
414,7
|
a. Subsidi Energi
|
255,6
|
306,4
|
310,0
|
350,3
|
344,7
|
i. BBM
|
165,2
|
211,9
|
210,0
|
246,5
|
276,0
|
ii. Listrik
|
90,4
|
94,6
|
100,0
|
103,8
|
68,7
|
b. Subsidi Non Energi
|
39,7
|
39,9
|
45,1
|
52,7
|
70,0
|
6. Belanja Hibah
|
0,3
|
0,1
|
1,3
|
2,9
|
3,6
|
7. Belanja Sosial
|
71,1
|
75,6
|
92,1
|
88,1
|
85,5
|
8. Belanja Lainnya
|
5,5
|
4,1
|
3,4
|
27,9
|
46,4
|
III. Belanja ke Daerah
|
411,3
|
480,6
|
513,3
|
596,9
|
647,0
|
1. Dana
Pertimbangan
|
347,2
|
411,3
|
430,4
|
491,9
|
516,4
|
a. Dana
Bagi Hasil
|
96,9
|
111,5
|
88,5
|
117,7
|
127,7
|
b. Dana
Alokasi Umum
|
225,5
|
273,8
|
311,1
|
341,2
|
352,9
|
c. Dana
Alokasi Khusus
|
24,8
|
25,9
|
30,8
|
33,0
|
35,8
|
2. Dana
Otonomi Khusus dan Penyesuaian
|
64,1
|
69,4
|
82,9
|
104,6
|
121,6
|
3. Dana
Desa
|
-
|
-
|
-
|
-
|
9,1
|
4. Dana
Ditahan
|
0,0
|
0,0
|
0,0
|
0,0
|
0,0
|
KESEIMBANGAN PRIMER
|
8,8
|
-52,7
|
-98,5
|
-106,0
|
-93,9
|
SURPLUS/DEFISIT
|
-84,4
|
-153,2
|
-211,5
|
-241,5
|
-245,9
|
Persentase terhadap PDB
|
-1,1
|
-1,9
|
-2,3
|
-2,4
|
-2,2
|
PEMBIAYAAN DEFISIT
|
130,9
|
175,2
|
237,4
|
241,5
|
245,9
|
I. Dalam Negeri
|
148,7
|
198,6
|
243,2
|
254,9
|
269,7
|
1.
Perbankan Dalam Negeri
|
48,9
|
62,7
|
34,2
|
5,4
|
4,5
|
2. Non
Perbankan Dalam Negeri
SBN (Neto)
|
99,8
119,9
|
135,9
159,7
|
209,0
224,7
|
249,5
265,0
|
265,2
277,0
|
II. Pinjaman Luar Negeri (Neto)
|
-17,8
|
-23,5
|
-5,8
|
-13,4
|
-23,8
|
1. Penarikan Pinjaman LN (Bruto)
|
33,7
|
31,4
|
55,3
|
54,1
|
47,0
|
a. Pinjaman Program
|
15,3
|
15,0
|
18,4
|
16,9
|
7,1
|
b. Pinjaman Proyek
|
18,5
|
16,4
|
36,9
|
37,2
|
39,9
|
c. Penerusan Pinjaman
|
-4,2
|
-3,8
|
-3,9
|
-3,4
|
-4,3
|
2. Amortisasi
|
-47,3
|
-51,5
|
-57,2
|
-64,2
|
-66,5
|
SURPLUS/DEFISIT PEMBIAYAAN
|
46,5
|
22,0
|
25,9
|
0,0
|
0,0
|
ASUMSI/BESARAN
EKONOMI MAKRO
|
|
|
|
|
|
Pertumbuhan Ekonomi (%)
|
6,5
|
6,3
|
5,8
|
5,5
|
5,8
|
Inflasi (%)
|
3,8
|
4,3
|
8,4
|
5,3
|
4,4
|
Nilai Tukar Rupiah (Rp/USD)
|
8779
|
9384
|
10460
|
11600
|
11900
|
Suku Bunga SPN 3 Bulan Rata-rata (%)
|
4,8
|
3,2
|
4,5
|
6,0
|
6,0
|
Harga Minyak Mentah (USD/Barel)
|
111,5
|
112,7
|
105,9
|
105,0
|
105,0
|
Lifting (ribu barel/hari)
|
900
|
861
|
825
|
818
|
900
|
|
|
|
|
|
|
2.5 Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Tahun Anggaran 2016
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun anggaran 2016 (disingkat APBN 2016) adalah rencana keuangan
pemerintahan negara Republik Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat untuk tahun 2016. Rancangan
Undang-undang (RUU) ABPN 2016 disampaikan oleh Presiden Joko Widodo pada Rapat
Paripurna DPR-RI tanggal 14 Agustus 2015. Pengesahan
RUU APBN 2016 oleh DPR ditargetkan akan dilaksanakan pada tanggal 22 Oktober
2015 namun ditunda hingga akhirnya disahkan oleh DPR tanggal 31 Oktober 2015.
Penundaan pengesahan APBN 2016 akibat hampir semua fraksi di DPR menyoroti
asumsi penerimaan fiskal yang terlampau optimistis dan yang paling mengemuka
adalah penyertaan modal negara (PMN) yang akan disuntikkan kepada 26 BUMN.
RAPBN tahun
2016 disusun berdasarkan pokok-pokok kebijakan fiskal dengan tema “Penguatan
Pengelolaan Fiskal dalam Rangka Memperkokoh Fundamental Pembangunan dan
Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas”. Sejalan dengan hal tersebut maka
strategi yang ditempuh adalah:
1.
Memperkuat stimulus yang diarahkan
untuk meningkatkan kapasitas produksi dan penguatan daya saing;
2.
Meningkatkan ketahanan fiskal dan
menjaga terlaksananya program-program prioritas di tengah tantangan
perekonomian global; dan
3.
Mengendalikan risiko dan menjaga
kesinambungan fiskal dalam jangka menengah dan panjang.
Ringkasan APBN
Berikut
ringkasan anggaran APBN tahun 2016 dalam
triliun rupiah:
Uraian
|
RAPBN
|
APBN
|
RPBN-P
|
APBN-P
|
Pendapatan Negara
|
1.848,1
|
n/a
|
n/a
|
n/a
|
-Penerimaan
Perpajakan
|
1.565,8
|
n/a
|
n/a
|
n/a
|
-Penerimaan
Negara Bukan Pajak
|
280,2
|
n/a
|
n/a
|
n/a
|
-Penerimaan
Hibah
|
2,0
|
n/a
|
n/a
|
n/a
|
Belanja Negara
|
2.121,3
|
n/a
|
n/a
|
n/a
|
-Belanja
Pemerintah Pusat
|
782,2
|
n/a
|
n/a
|
n/a
|
-Transfer
ke daerah dan Dana Desa
|
(89,8)
|
n/a
|
n/a
|
n/a
|
Keseimbangan Primer
|
(273,2)
|
n/a
|
n/a
|
n/a
|
%defisit terhadap PDB
|
2,1%
|
n/a
|
n/a
|
n/a
|
Pembiayaan Netto
|
273,2
|
n/a
|
n/a
|
n/a
|
BAB III
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Dari
penjelasan diatas dapat kami simpulkan bahwa dalam APBN (anggara Pendapatan
Belanja Negara) adalah hasil dari perencanaan yang berupa daftar mengenai bermacam-macam kegiatan terpadu, baik
yang menyakut penerimaan maupun pengeluarannya
yang dinyatakan dalam satuan uang dalam jangkah waktu tertentu, biasanya
adalah satu tahun.
Anggaran
pendapatan dan belanja Negara dalam suatu pemerintahan merupakan salah satu
structural yang berperan sebagai tulang punggung dalam menopang kehidupan
Negara baik itu dalam hal kemakmuran, kesejahteraan, bahkan berlangsungnya
perkembangan suatu Negara untuk mencapai sebuah kemajuan.
5.2
Saran
Dalam
perencanaan pembangunan yang tercermin dalam APBN mempengaruhi rencana-rencana
sektor swasta dan menyakinkan lembaga-lembaga lain mengenai apa yang akan
ditempuh oleh Negara yang bersangkutan (Indonesia) dimasa mendatang, serta yang
lebih penting lagi adalah bahwa pemerintah yang bersangkutan lebih efisien
dalam mengambil keputusan dimasa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
·
https://id.wikipedia.org/wiki/Anggaran_Pendapatan_dan_Belanja_Negara_Indonesia_Tahun_Anggaran_2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar