EKONOMI MAKRO
“PERTUMBUHAN EKONOMI”
Kata Pengantar
Puji
dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
hidayahnya kami di beri izin dan kemampuan, sehingga kami dapat menyusun
makalah ini dengan baik, yaitu makalah yang berjudul “Pertumbuhan Ekonomi”. Meskipun banyak hambatan yang kami
alami dalam proses pengerjaannya, tetapi kami
berhasil menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat
pada waktunya.
Makalah
ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi
Makro
mengenai penjelasan dan penyampaian data mengenai Pertumbuhan Perekonomian
di Indonesia.
Dan juga kami mengucapkan terimakasih kepada:
1.
Dr.
Ayus Ahmad Yusuf, SE,M.Si selaku Dosen Ekonomi Makro yang
telah memberi kami tugas ini.
2.
Orang
Tua yang telah membantu membiayai dan memfasilitasi dalam proses penyusunan
makalah ini.
3.
Semua
pihak yang telah membantu dalam pengerjaan makalah ini, atas kelancaran
penyusunan makalah ini.
Kami
menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya, baik
dalam isi maupun sistematikanya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan
pengetahuan dan wawasan kami. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran untuk menyempurnakan makalah ini.
Akhir
kata kami ucapkan terima kasih dan kami mengharapkan semoga makalah ini dapat
bermanfaat, khususnya bagi kami dan umumnya bagi pembaca.
Kuningan, 26 Februari 2016
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan
ekonomi merupakan suatu maslah jangka panjang yang harus dilakukan oleh setiap
Negara. Dimana sangat diharapkan terjadinya pertumbuhan ekonomi yang pesat
namun banyak Negara berkembang yang berhasil menunjukan laju pertumbuhan
ekonomi tetapi masih banyak permasalahan seperti tingkat pengangguran,
pendapatan tidak merata, banyaknya kemiskinan dan pendidikan yang rendah.
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator dari pembangunan ekonomi
agar adanya perubahan dalam sektor ekonomi untuk menjadi lebih baik.
Dengan demikian
makin tinggi pertumbuhan ekonomi makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat
meskipun terdapat indikator lain yaitu distribusi pendapatan yang rendah. Pada
setiap akhir tahun masimg-masing Negara selalu mengumpulkan data-data
statistikanya yang berkenaan dengan tingkat pertumbuhan GNP relatifnya dan
dengan penuh harap mereka menantikan munculnya target pertumbuhan ekonomi yang
sesuai dengan harapan.
Maka dengan
adanya target pertumbuhan ekonomi yang tinggi kami mencoba mencapainya dan
membandingkan data-data dari tahun-tahun sebelumnya.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa
pengertian Pertumbuhan Ekonomi?
2.
Bagaimana
cara Mengukur Pertumbuhan Perekonomian?
3.
Apa
saja Faktor-faktor Pertumbuhan Ekonomi?
4.
Bagaimana
statistic Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia?
1.3 Tujuan Masalah
1.
Untuk
mengetahui pengertian Pertumbuhan Ekonomi?
2.
Untuk
mengetahui cara Mengukur Pertumbuhan Perekonomian?
3.
Untuk
mengetahui apa saja Faktor-faktor Pertumbuhan Ekonomi?
4.
Untuk
mengetahui statistic Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara
secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu.
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas
produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan
nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan
pembangunan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi adalah suatu
proses dimana meningkatnya pendapatan tanpa mengaitkannya dengan tingkat
pertumbuhan penduduk, tingkat pertumbuhan penduduk umumnya sering dikaitkan
dengan pembangunan ekonomi. Adapun definisi yang lainnya pertumbuhan ekonomi
adalah bertambahnya pendapatan nasional dalam periode tertentu misalnya dalam
satu tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi menunjukan peningkatan dari kapasitas
produksi maupun jasa dalam kurun waktu tertentu.
2.2 Cara Mengukur Pertumbuhan Ekonomi
Factor
yang di perhatikan dalam mengukur pertumbuhan ekonomi adalah produk Domestic Bruto
(PDB). Gross Domestic Product (GDP). Gross Domestic Produk atau Produk Domestik
Bruto adalah total produksi barang dan jasa yang dihasilkan dalam satu waktu
tertentu, di satu Negara/wilayah tertentu.
Bagaimana
PDB/GDP ini diukur? Nilai PDB diukur dengan cara total nilai dari berbagai
barang dan jasa diagregasikan atau dirata-ratakan nilainya. Tentu hal ini
dengan memperhatikan jenis barang dan jasanya juga. Selain itu juga, ada
istilah nilai pendapatan nasional dalam satuan harga yang di sebut PDB nominal.
Nilainya berubah dari waktu ke waktu sejalan dengan perubahan jumlah produksi
barang dan jasa.
Cara mengukur
pertumbuhan ekonomi adalah dengan menggunakan rumus :
g = {
(PDBs-PDBk) / PDBk } x 100%
Ket : g = tingkat pertumbuhan ekonomi (Dalam
persentase)
PDBs = PDB ril tahun sekarang
PDBk
= PDB ril tahun kemarin
Misalkan :
PDB Amerika
tahun 2013 adalah 500 triliun USD. PDB tahun 2014 adalah 650 triliun USD.
Pertumbuhan ekonomi Amerika pada tahun 2014 adalah :
G = { ( 650-500
) / 500 } x 100% = 30 %
Secara
kasarnya, yang disebut pertumbuhan ekonomi bisa dianggap mengacu pada
peningakatan nilai total barang dan jasa dalam perekonomian suatu Negara.
2.3 Faktor-Faktor Pertumbuhan Ekonomi
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah:
- Faktor Sumber Daya Manusia
Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi
juga dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting
dalam proses pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada
sejauh mana sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan memiliki
kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses pembangunan dengan membangun
infrastruktur di daerah-daerah.
- Faktor Sumber Daya Alam
Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya
alam dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun, sumber daya alam saja
tidak menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung
oleh kemampaun sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang
tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan
mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.
- Faktor Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin
pesat mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja
yang semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih
berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas
pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan
laju pertumbuhan perekonomian.
·
Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap
pembangunan ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai
pembangkit atau pendorong proses pembangunan tetapi dapat juga menjadi
penghambat pembangunan. Budaya yang dapat mendorong pembangunan diantaranya
sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya. Adapun budaya
yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap anarkis, egois, boros,
KKN, dan sebagainya.
- Sumber Daya Modal
Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan
meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal
sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang
modal juga dapat meningkatkan produktivitas.
2.4 Statistik Pertumbuhan Perekonomian di Indonesia
v Ekspor Indonesia yang Lemah
Pertumbuhan PDB Triwulanan Indonesia 2009-2015 (annual % change):
Tahun
|
Kuartal I
|
Kuartal II
|
Kuartal III
|
Kuartal IV
|
2015
|
4.71
|
4.67
|
4.73
|
4.79
|
2014
|
5.14
|
5.03
|
4.92
|
5.01
|
2013
|
6.03
|
5.81
|
5.62
|
5.72
|
2012
|
6.29
|
6.36
|
6.17
|
6.11
|
2011
|
6.45
|
6.52
|
6.49
|
6.50
|
2010
|
5.99
|
6.29
|
5.81
|
6.81
|
2009
|
4.60
|
4.37
|
4.31
|
4.58
|
Sumber: Badan Pusat Statistik
(BPS)
Kecepatan pertumbuhan 4,71% di
kuartal 1 tahun 2015 berarti bahwa trend perlambatan pertumbuhan ekonomi
Indonesia - yang dimulai dari 2011 - berlanjut ke 2015 meskipun ada harapan
besar bahwa Presiden Indonesia Joko Widodo bisa mengubah arah trend ini.
Pemerintah menerapkan target pertumbuhan PDB pada 5,7% di APBN 2015 namun saat
ini kemungkinan besar target pertumbuhan ini tidak akan tercapai. Bank Dunia
memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada sekitar 5,2% di
2015. International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan pertumbuhan PDB 2015
sebesar 5,3% . Target pertumbuhan PDB yang lebih realistis akan membuat
keadaan-keadaan menjadi lebih kredibel untuk investor-investor asing.
Karena
perlambatan pertumbuhan ekonomi, permintaan untuk produk-produk Indonesia telah
menurun. Harga-harga komoditi telah menurun tajam di tahun-tahun terakhir dan
Indonesia - pengekspor komoditi yang besar - telah merasakan dampak-dampak yang
negatif. Melambatnya perluasan ekonomi di Republik Rakyat Tionghoa (RRT),
negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia, terutama berdampak pada performa
ekspor Indonesia karena ekspor untuk RRT berkontribusi untuk hampir
sepersepuluh dari total ekspor Indonesia.
Ketergantungan yang berlebihan
pada ekspor komoditi bahan mentah (mengimplikasikan bahwa Indonesia sangat
dipengaruhi oleh volatilitas harga-harga komoditi) adalah salah satu alasan
mengapa pemerintah Indonesia memperkenalkan aturan-aturan yang lebih ketat di
sektor sumberdaya alam (contohnya dengan melarang ekspor bahan mineral mentah
melalui Undang-Undang Pertambangan 2009 dan sebaliknya memaksa para penambang
melakukan penyulingan - menambah nilai - komoditi-komoditi ini di dalam negeri
sebelum ekspor diizinkan). Kendati begitu, Indonesia saat ini tidak memiliki
kapasitas smelting domestik yang cukup, aturan-aturan yang lebih ketat
ini malah menempatkan lebih banyak tekanan pada performa ekspor Indonesia.
Oleh karena itu, kebanyakan
analis juga memperkirakan bahwa perlambatan ekonomi Indonesia saat ini telah
mencapai level terendah dan akan mengalami akselerasi dari sini ke masa
mendatang. Kendati begitu, akselerasi jenis ini tidak akan terjadi dengan cepat
namun lebih mungkin untuk mendekati batasan 5% (y/y) di beberapa kuartal
selanjutnya.
v Tingkat Suku Bunga Indonesia yang Relatif Tinggi
Selain dari ekspor yang lemah
akibat perlambatan ekonomi global, 'halangan' lain untuk pertumbuhan ekonomi
adalah sikap bank sentral Indonesia (Bank Indonesia) yang tetap memegang
tingkat suku bunga relatif tinggi dengan tingkat acuan pada 7,50% dan karenanya
membatasi daya beli masyarakat. Karena inflasi
yang tinggi (6,79% y/y di April 2015), defisit transaksi berjalan
yang besar, dan ancaman capital outflow menjelang kenaikan suku bunga
AS, Bank Indonesia tidak bisa memotong suku bunganya secara drastis untuk
mendukung percepatan ekonomi domestik.
Akibat dari data pertumbuhan
PDB yang lemah, rupiah Indonesian jatuh di titik terendah dalam waktu lima
minggu pada (05/05). Berdasarkan Bloomberg Dollar Index, mata uang Indonesia
telah menurun 0,38% menjadi Rp 13.036 per dollar AS pada pukul 15:15 Waktu
Indonesia Barat (WIB). Rupiah adalah mata uang Asia dengan performa terburuk
sejauh ini pada tahun 2015 dan melemah sekitar 5% terhadap dollar AS. Oleh
karena itu, nilai tukar rupiah yang menjadi acuan Bank Indonesia (Jakarta
Interbank Spot Dollar Rate disingkat JISDOR), yang diumumkan sebelum penerbitan
data PDB pada kuartal 1 tahun 2015, menguat 0,22% menjadi Rp 12.993 per dollar
AS.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2015 secara kuartal
memang cenderung meningkat. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pada kuartal IV-2015 pertumbuhan ekonomi berada
di atas 5 persen,
melonjak dari kuartal III-2015 yang berada di level 4,73 persen. Namun, jika ditarik secara tahunan,
pertumbuhan ekonomi Indonesia justru terus melambat. Dari data yang sama, sejak 2010 hingga 2015, pertumbuhan
ekonomi Indonesia terus merosot. Pada 2010, pertumbuhan ekonomi berada di level
6,81 persen, kemudian di 2011 menjadi 6,44 persen. Tahun 2012, pertumbuhan
ekonomi menurun kembali menjadi 6,19 persen. Pertumbuhan ekonomi terus merosot
hingga di bawah 6 persen pada 2013 dengan berada di leve 5,56 persen,
berturut-turut di tahun 2014 menjadi 5,02 persen. Dan terendah, hingga
menyentuh level di bawah 5 persen, yakni ada di tahun 2015 dengan 4,79 persen.
Data
Pertumbuhan Ekonomi dari tahun 2010 ke 2015
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economic and
Finance (Indef), Enny Sri Hartati mengatakan, penyebab utama perlambatan
pertumbuhan ekonomi tahun 2015 disebabkan anjloknya
konsumsi rumah tangga karena mahalnya harga pangan yang membuat
masyarakat mengerem belanjanya.. Meski, seharusnya pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bisa
tumbuh di atas potensinya, yakni di kisaran 5 persen, karena konsumsi rumah tangga anjlok maka
hanya mampu tumbuh 4,96 persen. Minggu (7/2/2015).
Menurut pengamat
ekonomi Universitas Indonesia, Destry Damayanti mengatakan, pertumbuhan ekonomi
Indonesia justru harus dilihat secara keseluruhannya. Sebenarnya kalau kita lihat, kredit itu mulai tumbuh.
Kemudian di kuartal pertama (2016), proyek-proyek pemerintah mulai berjalan.
Jadi uang yang beredar sudah mulai bertambah. Pertumbuhan
ekonomi 2016 akan tergerak dengan syarat
pemerintah harus mau bekerja keras meningkatkan industri padat karya agar dapat
menyerap pengangguran yang diakibatkan oleh pemutusan hubungan
kerja (PHK). Destry optimistis, pertumbuhan
kuartal I-2016 akan meningkat ke level 4,8 persen sampai 4,9 persen.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Setelah kami membuat makalah ini, kami telah menemukan data
statistic pertumbuhan perekonomian di Indonesi dengan data lima tahun
sebelumnya. Kita temukan dua data yang pertama data pertriwulan yang kedua
yaitu data pertahun. Dari data tersebut kita dapat menganalisis bahwa
pertumbuhan perokonomian Indonesia dari tahun ke tahun mengalami penurunan.
3.2
Saran
Dengan makalah ini kami harap para pembaca dan teman-teman
semua mengetahui bagaimana keadaan pertumbuhan perekonomian di Indonesia tidak
sesuai target yang diharapkan dan setiap tahunnya mengalami penurunan. Oleh
sebab itu mari kita semua bersama-sama mencapai target yang telah di tetapkan
agar prestasi Negara dapat tercapai dan kesejahteraan masyarakat terpenuhi.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar